Senin, 30 November 2009

Menerima Kenyataan kekurangan anak

Hari ini terjadi hal yang sangat menyentuh rasa keibuanku, Seorang anak yang menderita autis (sebut saja M) hiperaktif, yang dengan sengaja dimaksukan oleh orang tuanya ke seoklah umum mencederai temannya. sudah 4 kali terjadi hal yang sedemikian. Yang sangat aku sesalkan, orangtuanya ternyata sudah tahu sebelumnyaa dari psikolog bahwa anaknya mempunyai konsentrasi yang sangat pendhek (gejala anak autis), emosi tak terbendung, dan IQ-nya sangat tinggi (135). kok dimasukan ke sekolah umum???

Alhasil, sudah 4 orang yang menjadi korban disekolah. ada yang kepalanya benjol, pipinya dicakar, telinganya digigit, dan yang terakhir, dibanting.

Seharusnya orang tua korban menerima permintaan maaf dari orang tua (M), dan korban yang lain. SEharusnya ibunya (M) tahu anaknya butuh perhatian khusus. anak special seperti ini harus punya tempat sendiri.

Ketika aku menyampaikan, Bu sebaiknya anak ibu dibawa ke psikolog n tes autis hiperaktif. Aku malah disalahkan???

kurang lembut ya kalimatku??

Seandainya si (M) itu anaku, apakah yang akan aku lakukan??

Aku tidak akan memaksakan kehendaku terhadap anaku...
Ya Allah terimakasih. Kau berikan aku anak yang sehat. Alhamdulillah

Rabu, 18 November 2009

Hari Yang Menyenangkan

Hari ini pembantuku minta libur karena punya hajatan. Ga kebayang bakal repotnya hati ini. Mengantar dik Alan sekolah, dan menunggu si kecil main. Belum lagi masak, mencuci, n beresin rumah. duuuh...Tapi ketika aku mengantar dik Alan sekolah ada perasaan trenyuh dihatiku. Aku ga pernah mengantarnya. Betapa bahagianya ia ketika aku akan mengantra ke sekolah. dengan riang ia memakai seragam dan sepatu sendiri. bangganya diriku. ketika pulang aku menjemputnya lagi buguru sampe bilang"Duh! senengnya dijemput ibu ya dek"...

Ada hikmahnya ternyata. Dengan liburnya pembantu aku jadi dekat dengan anak-anakku.

Senin, 16 November 2009

Hari Bahagia
Hari ini aku dapat hadiah istimewa dari suamiku. Harganya sih ga seberapa. Malah munngkin kalau orang lain yang melihat, akan mengatakan: Ya ampun itu kan barang biasa , barang sehari hari. Bukan sesuatu yang istimewa. Namun bagiku menjadi sangat istimewa karena timingnya pas banget, as banget ketika aku membutuhkan barang itu.

Aku hanya dapat 2 buah rak buku sederhana. Namun bagiku menjadi istimewa karena saat ini aku sangat membutuhkannya. Bukuku sudah bertumpuk di rak buku yang lama. sudah Overload. Malam ini dengan bahagia aku merapikan buku buku berhargaku memasuki rumahnya yang baru. Rak buku istimewa dari suamiku.

Alhamdulillah, terimakasih Cintaku...